Kamis, 04 Agustus 2011

REMEDIAL TEACHING

A. Pengertian Pengajaran Perbaikan
a. Pengertian
Remedial teaching berasal dari kata remedy (inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan (sakit). Dewasa ini pengertian tersebut sudah berkembang.
Remedial teching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching itu adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untukn menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik. Seperti telah kita ketahuin bahwa dalm proses belajar mengajar diharapkan dapat mencapai hasil sebaik-baiknya sehingga bila ternyata ada siswa yang belum berhasil sesuai dengan harapan maka diperlukan suatu proses pengajaran yang membantu agar tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keselurahan pribadi siswa.
b. Tujuan Pengajaran Perbaikan
Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencpai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan sekolah melalui proses perbaikan.
Secara terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :
1. Agar siswa dapat memahami dirinya khusus prestasi belajarnya.
2. Dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik.
3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4. Dapat mengembangkanm sikap kebiasaan yang dpat mendorong tercapainya hasil yang lebih baik.
5. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.
c. Fungsi Pengajaran Perbaikan
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai fungsi :
1. Korektif
Artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan antara lain :
 Perumusan tujuan
 Penggunaan metode
 Cara-cara belajar
 Materi dan alat belajar
 Evaluasi
 Segi-segi pribadi
2. Pemahaman
Artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat memahami siswa.
3. Penyesuaian
Penyesuaian pengajaran oerbaikan terjadi antara siswa dengan tuntutan dalam proses belajaranya. Artinya siswa dpat belajar sesuai dengan kemampuanya sehingga peluang untuk mencapai hasil lebih baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitanj sehingga mendorong untuk lebih belajar.


4. Pengayaan
Maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses belajar mengajar. Pengayaan dapat melalui atau terletak dalam segi metode yang dipergunakan dalam pengajaran perbaikan sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalam atau dengan singkat prestasi belajarnya lebih kaya.
5. Akselerasi
Maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar baik dari segi waktu maupun materi.
6. Terapsutik
Secara langsung ataupun tidak pengajaran perbaikan dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang. Penyembuhan ini dapat menunjang pencapaian prestasi belajar dan pencapaian prestasi yang baik dpat mempengaruhi pribadi (timbal balik).
B. Sifat Khusus Pengajaran Perbaikan dengan Masalahnya.
Kekuasaan pengajaran perbaikan disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar menyangkut masalah cara belajar, metode belajar, materi, alat, lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan masalah ini maka perlu kiranya dipahami oleh para guru atau petugas bimbingan, setidak-tidaknya diketahui prinsip-prinsipnya masalah-masalah yang menyangkut :
a. Cara Siswa Belajar
Pada dasarnya siswa belajar melalui cara-cara sebagai berikut.
1. Eksplorasi
Siswa mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sesuatu melalui seluruh inderanya, kemudian dikembangkan melaui berbagai usaha, melakukan sendiri dengan macam-macam kemungkinan.
2. Coba-coba
Melalui trial and error siswa belajar memecahkan sesuatu.
3. Rasa tidak senang
Dengan merasakan tidak senang/penderitaan ia akan belajar menghindari kesalahan.
4. Rasa gembira
Sesuatu yang menyenangkan cenderumg unmtuk mengulang, dan sebaliknya sesuatu yang tidak enak cenderung untuk dihindari.
5. Imitasi
Belajar melalui peniruan atau pengamatan paling sering dilakukan.
6. Partisipasi
Belajar melalui peniruan, berarti anak partisipasi secara aktif (learn by doing) itulah prinsip pedagogik dewasa ini.
7. Komunikasi
Makin mudah komunikatif, makin menarik sesuatu hal untuk dipelajari.
b. Kondisi Belajar
Dalam setiap situasi belajar terutama dalam merancang kegiatan belajar perlu diketahui prinsip-prinsip yang memperngaruhi proses belajar yaitu kondisi belajar yang secara khiusus berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan belajar. Kondisi yang mempengaruhi prosese belajar itu baik kondisi umum maupun kondisi khusus untuk mempelajari sgi-segi tertentu dalam kegiatan belajar.

1. kondisi umum
dalam setiap situasi belajar setidak-tidaknya ada enam kondisi umum belajar yang harus diketahui guru atau pembimbing yaitu sebagai berikut.
a. stimulus belajar
pesan yang diterima siswa berbentuk stimulus, dan stimulus itu dapat berbentuk: visual, auditif, verbal, taktil, dan sebagainya. Dalam kegiatan belajar mengajar bahan yang disajikan harus dapat diterima oleh siswa atau dapat mengomunikasikan informasi sebaik-baiknya. Cara yang ditempuh agar pesan itu benar-benar diterima ada dua prinsip yaitu:
- prinsip pengulangan(reduandancy): dimana prinsip itu akan membantu lebih dari sekali kesempatan untuk menerima dan mensruktur pesan.
- Menyebutkan kembali pesan dari pengajar dapatlah diketahui seberapa jauh siswa dapat menerima pesan.
b. perhatian dan motivasi
tidak mungkin kegiatan belajar terjadi tanpa perhatian motivasi dari pihak siswa. Pikiran mungkin membutuhkan tingkat perubahan masukan sensoris yang agak tinggi untuk membuat senantiasa waspada. Jika stimulus pengajaran tidak memberikan kebutuhan tingkat masukan sensoris mungkin siswa akan mengadakan proses internal informasi lain(berpaling ke masalah lain). Oleh karena selalu timbul dari stimulus, maka variasi adalah suatu cara yang efektif untuk mempertahankan perhatian karena:
- sementara siswa mungkin lebih siap dalam suatu cara atau situasi tertentu
- jumlah kemampuan untuk transfer informasi dapat dikembangkan melalui berbagai variasi penyaji
karena itu sesuatu yang penting dalam kegiatan belajar dan untuk mempertahankan perhatian diperlukan motivasi sehingga kegiatan belajar berlangsung dan berhasil baik.
c. respons yang dipelajari
oleh karena belajar itu proses aktif, maka siswa harus dilibatkan kedalam bahan yang dipelajari, pelibatan ini meliputi perhatian, proses internal dalam informasi, serta tindakan yang nyata. Karena itu agar hasil belajar dapat dinilai maka tujuan harus dirumuskan dalm bentuk tingkah laku yang dapat diamati. Karena respons siswa dibandingkan dengan tujuan harus ada penyesuaian, misalnya: kalau pengenalan merupakan tujuannya, maka siswa disuruh memilih beberapa alternatif jawaban yang diberikan.
d. penguatan dan umpan balik
secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik?(nilai pengakuan,penghargaan), dan dapat secara intrinsik(kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). Di samping itu siswa memerlukan dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas(prinsip pengalaman sukses).
e. pemakaian dan pemindahan
salah satu prinsip untuk pemakaian kembali informasi yang telah dipelajari adalah mind(jiwa) harus membuat suatu alamat terhadap stimulus yang tersedia pada saat dibutuhkan. Untuk mudah mengingat kembali salah satu cara yaitu dengan mengadakan asosiasi belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi bermakna dapat meningkatkan kemampuan untuk pemindahan(transfer) apa yang telah dipelajari. Asosiasi yang luas dengan cara pemberian bahan yang bermakna,orientasi pengetahuan siswa, contoh-contoh yang jelas, pemberian latihan dan sebagainya.
f. kemampuan belajar
kemampuan tertentu yang unik untuk memproses informasi dan melaksanakan kegiatan belajar, misalnya:
- bahan verbal adalah satu kemampuan manusia yang unik
- persepsi visual hampir tidak ada batasnya dalam menghubungkan stimulus sekarang dan stimulus yang telah lewat
karena itu, belajar yang efektif harus dapat mengambil manfaat dari semua kemampuan manusia untuk mengenal dan menghubungkan pola visual, mengamati waktu, menetukan tujuan, dan kemampuan verbal yang memungkinkan komunikasi.
2. kondisi khusus
ada lima jenis belajar khusus yang berlaku untuk kegiatan belajar tertentu yang berlainan:
a. kondisi belajar informasi, yang termasuk belajar informasi adalah belajar lambang, kata-kata, istilah, definisi, dll. Dengan menghafal, karena untuk menghemat waktu bila sering di gunakan.
Apapun kondisi khusus belajar informasi yaitu:
- siswa perlu diberi penjelasan tentang apa yang harus dipelajari, hasil yang diharapkan, manfaat materi pelajaran.
- Asas apresiasi yang harus digunakan
- Siswa diberi kesempatan berlatih
- Untuk mengingat kembali, maka diberi latihan-latihan
b. kondisi belajar konsep
konsep atau pengertian yaitu serangakaian perangsang dengan sifat-sifat yang sama.
c. kondisi belajar prinsip
kondisi belajar konsep yaitu:
- perluas asosiasi dengan berbagai contoh
- secara umum bekerja mulai dari yang kongkrit samapai teori(abstrak) dari sederhana menuju kompleks
- tinjau kembali dan latih penggunaan prinsip
d. kondisi belajar ketrampilan
kondisi khusus belajar ketrampilan yaitu:
- tujuan dan nilai dijelaskan
- ditujukan demonstrasi dari yang mampu
- ketrampilan dasar diberikan
- untuk meningkatkan perbaikan perlu adanya evaluasi kegiatan secara cepat dan umpan baliknya

e. kondisi belajar sikap
kondisi khusus belajar sikap yaitu:
- sajikan pernyataan logis yang konsisten dari orang terhormat atau teman yang disegani
- suasana belajar bersahabat

3. Strategi Pengajaran
Strategi pengajaran berhubungan dengan pemilihan kegiatan belajar yang paling efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan, yang telah ditetapkan mengingat kekhususan dalam tujuan pengajran yang ingin dicapai.
Dengan kata lain strategi pengajaran adalah kegiatan yang dipilih guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi kemudahan (fasilitas) kepada siswa menuju tercapainya tujuan. Secara umum pemilihan strategi pengajaran dipengaruhi oleh :
- Penerimaan pengetahuan.
- Aplikasi pengetahuan.
- Tujuan yang bersifat perubahan sikap (perasaan).
Pemilihan strategi pengajaran tidak hanya ditentukan oleh kemampuan guru semata-mata dalam menggunakan metode, melainkan juga oleh sifat dan karakteristik masing-masing metode yang dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai contoh misalnya :
a. Metode Ceramah
Ceramah atau kuliah adalah metode pengajaran yang menggunakan penjelasan secara verbal. Komunikai biasanya bersifat satu arah, walaupun demikian bisa dilengkapi dengan audio visual, tanya jawab, diskusi singkat, dan sebagainya
b. Metode Diskusi
Metode ini dapat dipandang sebagai salah satu metode pengajaran yang pling efektif untuk kelompok kecil. Berdasarkan penilitian ini menunjukkan bahwa efektifitas untuk berpikirr secara kritis, pemecahan masalah dan komunikasi antar pribadi. Dan yang peelu diperhatikan yaitu kesiapan dan pengalaman siswa untuk berdiskusi.
c. Metode Simulasi
Metode ini biasanya digabungkan dengan bermain peranan karena dengan memainkan peranan tersebut siswa memperoleh suatu pengertian yang lebih baik tentang dari orang yang dimainkannya, serta motif yang mempengaruhi tingkah lakunya dan biasanya permainan ini diarahkan kepada pengembangan afektif.
4. Hubungan antara Guru dan Siswa
Hubungan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang diharapkan adalah manusiawi. menjelang berakhirnya tahun 1940 muncul psikologi baru yaitu psikologi humanistik yang digunakan dalam klinis pekerjaan sosial dan konselor.
Lewat tokoh-tokohnya misalnya sebagai berikut :
a. Athur Combs, berpendapat tentang tingkah laku manusia :
Yaitu untuk memahami tinghkah laku manusia kita harus memahami apa yang diketahuinya (dipahaminya) mengenai segala sesuatu bukan memahami apa hal-hal yang berada di luar dirinya.
b. Maslow : Menyatakan bahwavtujuan hidup manusia berpusat disekitar apa yang dirasa kurang atau dibutuhkan, dan tujuan ini merupakan persyaratan untuk aktualisasi diri.
Ada beberapa cara yang digunakan orang untuk mencapai aktualisasi diri.
Menurut aliran Humanistik ada dua aspek dalam belajr yang perlu mendapatkan perhatian guru yaitu :
- Memperoleh informasi baru.
- Personalisasi individual terhadap informasi yang diterimanya.
Maka yang paling penting ialah bagaimana siswa memperoleh pengertian sesuai dengan pribadinya. Karena itu kelainan anak dalam tingkah laku adalah merupakan akibat ketidakn mauan anak dalm mengerjakan sesuatu atas kehendak orang lain, karena yang dikehendaki orang lain itu tidak memuaskan baginya.
Mengenai tujuan pendidikan yang penting menurut aliran Humanistik ialah menyadarkan kemampuan anak sendiri (bakat, minat, kebutuhan dan lain-lain), membantu mereka memahami pribadi orang lain, menyiapkan merekja masa mendatang, melatih, mereka berpikir dan mengambil keputusan sendiri. Atas dasar itu guru tidak lagi sebagai pusat kegiatan/melainkan sebagai fasilitator, yang membantu siswa mengembangkan kemampuannya.untuk itu guru perlu mengusahakan iklim ayng menunjang efektivitas belajar misalnya :
- Memberi kebebasan siswa dalam menyelesaikan tugas.
- Mengusahakan suasana yang sehat.
- Menghargai siswa.
- Memberikan tugas-tugas yang menantang.
- M,engontrol disiplin siswa.
- Menilai keberhasilan siswa dan sebagainya.
5. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas menunjukkan kepada berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mempertahankan/ menciptakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Penmgelolaan kelas meliputi pengaturan tingkah laku antara ruang sehingga tercipta kemudahan-kemudahan dalam mengajar.
C. Pendekatan dan Metode Dalam Pengajaran Remedial
a. Pendekatan Yang Bersifat Kuratif
Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada seorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan progam secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Program dalam proses itu dapat diartikan untuk setiap pertemuan, unit pelajaran, atau satuan waktu.
Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan :
1. Pengulangan.
2. Pengayaan/Pengukuhan.
3. Pencepatan.
1). Pengulangan
Pengulangan ini dapat dilakukan dengan berbagai tingkatan sesuai dengan diagnostiknya, yaitu :
a. Pada setiap akhir pertemuan.
b. Pada setiap akhir unit pelajaran tertentu.
c. Pada akhir setiap satuan program studi
Pelaksanaanya dapat secara :
a. Individual kalau ternyatayang mengalami kesulitan terbatas.
b. Kelompok kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi tertentu mempunyai jenis/sifat kesalahan atau kesulitan bersama.
2). Pengayaan/Pengukuran
Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara :
 Pemberian tugas/ pekerjaan rumah.
 Pemberian tugas/soal dikerjakan dikelas.
3). Percepatan (Akselerasi)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi menunjukkan kesulitan psikosial (ego emosional).
 Bila ternyata keseluruhan bidang studi unggul dibandingkan kelompoknya dapat dinaikkan ketingkat yang lebih tinggi.
 Bila hanya beberapabidang studi untuk bidang studi ini dapat diteruskan (maju berkelanjutan/continous program).
b. Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswayang tertentu yang berdasarkan data/informasi diprediksikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dlam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Prediksi itu dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
 Bagi yang termasuk kategori normal mampu menyelesaikan program belajar mengajar biasa sesua dengan waktu yang disediakan.
 Bagi mereka yang diperkirakan terlambat atau tidak menyelesaikan program dengan batas waktu yang ditetapkan. Berdasarkan prediksi tersebut maka layanan pengajran perbaikan dapat dalam bentuk :
1. Bentuk kelompok belajar homogen.
2. Bentuk individual.
3. Bentuk kelompok dengan kelas remedial.
c. Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
Pendekatan ini merupakan uapaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung (during teaching diagnostic).
Sasaran pokok dari pendekatanini ialah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang dialamiselam proses belajar mengajar berlangsung. Karena itu diperlukan peranan bimbingan atau penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.
d. Metode dalam Pengajaran Perbaikan (Remedial)
e. Metode yang digunakan dalam pengajaran perbaikan yaitu metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut.
Metode yang dapat digunakan, yaitu :
1. Tanya jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk mengetahui jenus dan sifat kesulitannya. Dalam rangka perbaikan serangkaian tanya jawab dapat membantu siswa dalam :
 Memahami dirinya
 Mengetahui kelebihan/kekurangannya.
 Memperbaiki cara-cara belajar.
Tanya jawab dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu : memungkinkan terbinannya hubungan guru dan siswa.
 Meningkatkan motivasi belajar.
 Merupakan kondisi yang menunjang pelaksanaan penyuluhan.
 Menumbuhkan rasa harga diri.
2. Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar invidual dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh kelompok siswa.
Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan, yaitu sebagai berikut :
 Setiap individu dalm kelompok dapat mengenal diri dan kesulitannya dan menemukan jalan pemecahannya.
 Interaksi dalm kelompok dapat menumbuhkan sikap percaya mempercayai.
 Mengembangkamn kerja sama antar –pribadi.
 Menumbuhkan kepercayaan diri.
 Menumbuhkan rasa tanggung jawab.
3. Metode Tugas
Metode ini dapat digunakn dalam rangka mengnal kasus dan dalm ranghka pemberian bantuan.
Dengan pemberian tugas-tugas tertentu baik secara individual maupun secara kelompok siswa yang mengalami kesulitan dapat ditolong.
Dengan metode ini siswa dapat diharapkan :
 Lebih memahami dirinya.
 Dapat memperluas dan memperdalam materi yang dipelajari.
 Dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami.
4. Kerja kelompok.
Metode ini hampir bersamaan dengan metode pemberian tugas dan metode diskusi. Yang paling penting adalah interaksi diantara kelompok dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar karena :
 Adanya pengaruh anggota kelompok yang cakap dan berpengalaman.
 Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar.
 Kehidupan kelompok memupuk rasa tanggung jawab, saling memahami diri.
5. Tutor
Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk /ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru siswa.
Dengan petunjuk-petunjuk dari guru tutor ini membantu temannya yang mengalmi kesulitan.
Pemilihan tutor ini berdasarkan atas prestasi, punya hubungan sosial baik dan cukup disenangi oleh teman-temannya.
Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Dengan tutor ini ada kebaikannya, yaitu sebagai berikut :
 Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab.
 Tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar.
 Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
6. Pengajaran individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru-siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan metode ini bersifat individual sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Materi yang diberikan mungkin pengulangan, mungkin materi baru dan mungkin pengayaan apa yang telah dimiliki siswa.
Pengajaran idndividual ini bersifat terapuk, artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Untuk melaksanakan pengajaran individual ini guru dituntut memiliki kemampuan memimbing dan bersikap sabar, ulet, rela, bertanggung jawab, menerima dan memahami dan sebagainya.
Hasil yang diharapkan dalam pengajaran ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga perubahan dalam pemahaman diri siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar