A. KARAKTERISTIK PERUBAHAN HASIL BELAJAR
Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik prilaku yang terpenting adalah : perubahan itu intensional, perubahan itu positif dan aktif, serta perubahan itu efektif dan fungsional.
1. Perubahan itu intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan yang terjadi dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan dan seterusnya.
2. Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan yang terjadi akibat dari proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan yang baru. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses pematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3. Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul akibat belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional, dalam arti bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila ia dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dapat dimanfaatkan. Selain itu, bisa dikatakan perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong perubahan-perubahan positif lainnya.
B. MANIFESTASI PRILAKU BELAJAR
Manifestasi atau perwujudan prilaku belajar bisa lebih sering Nampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut:
1. Manifestasi Kebiasaan
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasannya akan tampak berubah. Menurut Burghardt (1973), kebisaan itu timbul Karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Serta pengurangan prilaku yang tidak diperlukan. Maka akan muncul suatu sikap baru yang relative menetap dan otomatis.
2. Manifestasi Keterampilan
Keterampilan ialah kegiatan yang berhungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak pada kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan kordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
3. Manifestasi Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan benar yang objektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan pengertian yang salah pula.
4. Manifentasi Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Secara sederhana berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan yang lainnya. Dalam hal ini perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Disamping itu, daya ingatpun merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Jadi, dengan itu siswa yang telah mengalami proses belajar tersebut nantinya akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan pengertian) dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubungkan memori tersebut dengan situasi atau stimulus yang ia hadapi.
5. Manifestasi Berpikir Rasional dan Kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan prilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umunya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan. Maka Dalam berpikir rasional sudah barang tentu siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan akibat-akibat, menganalisis, menarik berbagai kesimpulan Dalam hal berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasai kesalahan atau kekurangan (Reber, 1988).
6. Manifestasi Sikap
Menurut Bruno (1987), sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dalam hal ini, perwujudan prilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
7. Manifestasi Inhibisi
Inhibisi adalah upaya pencegahan atau pengurangan timbulnya suatu respons tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang berlangsung (Reber, 1988). Dalam hal belajar yang dimaksud inhibisi adalah kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi kemampuan siswa untuk melakukan inhibisi ini di awali dengan adanya sebuah proses belajar terlebuh dahulu.
8. Manifestasi Apresiasi
Pada dasarnya, apresiasi berarti suatu pertimbangan (judgement) mengenai arti penting atau nilai sesuatu (Chaplin, 1982). Dalam penerapannya apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik abstrak maupun konkret yang memiliki nilai luhur, yang pada umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti, seni sastra, seni music, seni lukis dan sebagainya.
9. Manifetasi Tingkahlaku Afektif
Tingkahlaku afektif adalah tingkahlaku yang menyangkut keanekaragaman perasaan, seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, gelisah, was-was, dan sebagainya.
C. RAGAM BELAJAR
Dalam proses belajar bisaanya dikenal ada berbagai macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Baik dalam aspek materi dan metodenya, tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman. Jenis tersebut diantaranya:
1. Ragam Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh dan memecahkan permasalahan pemahaman-pemahaman yang tidak nyata. Dalam mmepelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat disamping penguasaan atas prinsip, konsep dan generaslisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya saja belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti Tauhid.
2. Ragam Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya adalah untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Yang termasuk dalam belajar ini misalnya belajar olahraga, music, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik dan juga sebagian bidang studi agama seperti ibadaha shalat dan haji.
3. Ragam Sosial
Belajar social pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan tekhnik-tekhnik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah social seperti masalah keluarga, masalah organisasi, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. Selain itu, untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama. Bidang-bidang studi yang termasuk dalam bahan pelajaran social antara lain sosiologi, PPKn, Aqidah Akhlak dan Sejarah.
4. Ragam Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. Dalam hal ini hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan masalah.
5. Ragam Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemapuan berfikir secara logis dan sistematis (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan ragam belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan rational problem solving yaitu belajar memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis dan sitematis (Lawson, 1991).
6. Ragam Kebiasaan
Ragam belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan selain mengguanakan perintah, suri tauladan dan pengalaman khusus juga menggunakan ganjaran dan hukuman (reward & punishment). Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan norma dan tata nilai yang berlaku.
7. Ragam Apresiasi
Belajar apresiasi merupakan belajar mempertimbangkan (judgement) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skill) dimana dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, apresiasi music, apresiasi lukisan, benda sejarah dan sebagainya.
8. Ragam Pengetahuan
Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan
tertentu yang bisanya lebih rumit dan memerlukan penelitian, misalnya dengan menggunakan laboratorium atau penelitian lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar